7 Desember 2014

SPBU Penggilingan, Jaktim
( Photo : Royyan Nur Saputra )

News-Journalism.blogspot.com , Jakarta - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsi di jenis premium membuat para pengguna bbm premium beralih ke non subsidi jenis pertamax.

Heri, Manager salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)  di jakarta mengatakan bahwa sekarang pengendara kendaraan bermotor beralih menggunakan pertamax.“ada peningkatan sekitar 50 %,” kata Heri saat di temui di jakarta, Kamis (04/12/2014 )

Pemerintah telah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM bersubsidi sebesar Rp 2.000 per liter sejak 18 November 2014. SehinggaPengguna premium lebih berkurang,antrian di premium berkurang.

Heri mengungkapkan bahwa ia setuju atas kenaikan BBM ini untuk mengurangi penggunaan bbm bersubsidi sehingga bisa mengurangi beban negara, danpengendara kendaraan bermotor lebih memilih pertamax yang jauh lebih berkualitas dengan harga tak berbeda jauh sekarang ini.

“pengguna premium menurun sekitar 20 % lah, antrian di premium sudah tidak ada, sekarang yang awalnya mengantri di premium sekarang mengantri di pertamax karena meningkatnya volume penjualan di pertamax”kata dia.

Namun di sisi lain seorang mahasiswi dari salah satu perguruan tinggi di Jakarta,Linda, merasakurang setuju dengan naikknya BBM bersubsidi saat ini karena harga 8.500 untuk premium terlalu mahal.

“ rumah saya di bekasi sedangkan kampus saya di rawamangun, pulang pergi saya butuh 2 liter sama aja seharga 17.000 sedangkan jajan saya sehari 25.000” ujarnya di jakarta, Kamis (04/12/2014)

Menurut Linda, ia tak akan beralih ke pertamax walaupun harga tak berbeda jauh tetapi kurang terjangkau untuk seorang mahasiswa.

“Kemungkinan saya tidak akan beralih ke pertamax karena harganya kurang terjangkau di kantong mahasiswa” tutupnya.


Penulis : Royyan Nur Saputra

0 komentar:

Posting Komentar